2/9/14 10.08 pm Desa Pelem 38722
Gue memang tanah liat yang elo sulap jadi manusia, gue sadar
tentang diri gue, yang elo bentuk secanggih mungkin dengan cara elo sendiri,
emang ada perkataan gue yang menurut elo terlalu lancang tapi emang gue itu ga
nyadar kok bisa yah gue ucapin seperti itu, gue sadar dan tau selama ini kan
elo yang berbuat, elo yang bicara dan elo juga yang bernafas di tubuh ini. Hanya
sekedar menduga apa benar semua terjadi karena kesalahan gue selama ini, gue
gak nyangka kok bisanya seperti ini, tapi gue benar benar sadar selama ini
hukumanmu setimpal dengan perbuatanku, tanpa merendahkan diri. Memang ini jalan
yang harus gue tempu. Gak tau seberapa besar ujian dan tantangan elo.
Gue ga bisa berkata apa apa. Gue Cuma bisa positif tentang elo. Karena
gue tau itu baik bagi elo dan gue, gue selalu ingat kata kata yang elo pernah
ucapin di depan gue “kita pasti ketemu lagi kalo kita masih tetap belajar” dan
gue pergi seperti ngerasa setangkai bangke yang nyerah didepan mangsanya” dan
memang gue sasarang yang tepat bagi seekor pemangsa. Tapi izinkan dan bolehkan gue berkata “gue adalah mahkota yang elo buang”
Gue lupain semua yang telah terjadi. Gue tau kita masih
searah. Dan gue paksa diri gue tetap sejalan dengan elo. Gue nyadar gue banyak
utang sama elo. Bukannya gue gak mau nurutin apa mau elo, karna gue tuh gak
pantas seperti apa yang elo mau. Gue gak negative sama elo. Elo memang hebat,
canggih dan pahlawan tangguh ketika menghadapi perang. Elo taklukin semua medan
perang yang elo hadapi karena memang elo adalah satu satunya sang penakluk
musuh yang sejati. tapi boleh ga gue bilang "gue memang harus bisa ngendaliin diri gue"
Gue janji gue tetap ngejalani apa yang gue sudah rencanain
seperti janji dan harapan gue ke elo. Biarpun kita ga seatap tapi langit langit
elo masih menaungi ubun ubun gue. Gue relah nyawa gue elo cabut sebagai ganti
atas semua pertolongan elo.
Gak peduli orang yang terharu melihat kita bersebelahan tapi
gue selalu positif tentang apa yang elo lemparkan ke gue. Gue selalu sabar, gue
akan tetap sabar. Dan mungkin gue hanya terdiam menjadi tanah liat lagi seperti
pertama kali saat elo nyiptain gue.
Terima Kasih
No comments:
Post a Comment