Sunday, February 9, 2014

Diluar Dugaan, (apa mungkin ini teguran)



2/9/14 10.08 pm Desa Pelem 38722

Gue memang tanah liat yang elo sulap jadi manusia, gue sadar tentang diri gue, yang elo bentuk secanggih mungkin dengan cara elo sendiri, emang ada perkataan gue yang menurut elo terlalu lancang tapi emang gue itu ga nyadar kok bisa yah gue ucapin seperti itu, gue sadar dan tau selama ini kan elo yang berbuat, elo yang bicara dan elo juga yang bernafas di tubuh ini. Hanya sekedar menduga apa benar semua terjadi karena kesalahan gue selama ini, gue gak nyangka kok bisanya seperti ini, tapi gue benar benar sadar selama ini hukumanmu setimpal dengan perbuatanku, tanpa merendahkan diri. Memang ini jalan yang harus gue tempu. Gak tau seberapa besar ujian dan tantangan elo. 

Gue ga bisa berkata apa apa. Gue Cuma bisa positif tentang elo. Karena gue tau itu baik bagi elo dan gue, gue selalu ingat kata kata yang elo pernah ucapin di depan gue “kita pasti ketemu lagi kalo kita masih tetap belajar” dan gue pergi seperti ngerasa setangkai bangke yang nyerah didepan mangsanya” dan memang gue sasarang yang tepat bagi seekor pemangsa. Tapi izinkan dan bolehkan gue berkata “gue adalah mahkota yang elo buang” 

Gue lupain semua yang telah terjadi. Gue tau kita masih searah. Dan gue paksa diri gue tetap sejalan dengan elo. Gue nyadar gue banyak utang sama elo. Bukannya gue gak mau nurutin apa mau elo, karna gue tuh gak pantas seperti apa yang elo mau. Gue gak negative sama elo. Elo memang hebat, canggih dan pahlawan tangguh ketika menghadapi perang. Elo taklukin semua medan perang yang elo hadapi karena memang elo adalah satu satunya sang penakluk musuh yang sejati. tapi boleh ga gue bilang "gue memang harus bisa ngendaliin diri gue"

Gue janji gue tetap ngejalani apa yang gue sudah rencanain seperti janji dan harapan gue ke elo. Biarpun kita ga seatap tapi langit langit elo masih menaungi ubun ubun gue. Gue relah nyawa gue elo cabut sebagai ganti atas semua pertolongan elo.

Gak peduli orang yang terharu melihat kita bersebelahan tapi gue selalu positif tentang apa yang elo lemparkan ke gue. Gue selalu sabar, gue akan tetap sabar. Dan mungkin gue hanya terdiam menjadi tanah liat lagi seperti pertama kali saat elo nyiptain gue.

Terima Kasih  


No comments:

Post a Comment