Percikan anugrah dipertemuan pertama bulan suci ramadhan,
terlintas dikepala bahwasanya Tuhan yang dipercaya oleh sebahagian mahkluk-Nya
adalah Yang Maha kasih sayang, Suci dan Esa, tiba tiba gue teringat kenyamanan
sesaat dan penyesalan. menggangu pikiran, ada perasaan merasa bersalah bercampur
Dosa, masa lalu yang sangat terasa di Hati hingga kini.
Kenapa Tuhan yang Maha Esa sering mengingatkan? Tentang Ayah,
apakah seorang Ayah atau Anak yang bersalah? Yang membingungkan, dimana letak
kesalahan Ayah atau Anak? Apa maksud Tuhan membuat cerita seperti sekarang yang
gue Rasa antara Ayah dan gue? sering merasa stuck melihat seorang Anak lainnya
dianugerahkan oleh Tuhan pelukan seorang hati Ayah, dan Anak yang mencium
Tangan Ayahnya melihatnya seketika gue Diam! Teringat juga peranan seorang Ibu
yang menurut sebagian manusia seorang Ibu adalah pencitraan Tuhan di bumi. Menurut
gue mungkin yang melihat dan mengatakan itu pencitraan Tuhan hanya melihat dari
sisi kenyamanan, sopan santun dari seorang Anak kepada Ibu atau sebaliknya.
Tapi, bagaimana seorang Ibu yang Chaos, Apakah juga
pencitraan Tuhan? Hanya orang yang berakal sehat yang di beri Ilmu sakti mengetahuinya.
Pertanyaan lainnya, Apakah Doa seorang Ibu mempengaruhi kehidupan perjalanan
seorang Anak? Seberapa ampuhnya Doa seorang Anak untuk Ibu dan diri sendiri Serta
Takdir Sang Maha segalaNya? Pikiran gue kembali lagi ke Tuhan, Dia Maha
SegalaNya, rangkaian huruf ini menjadi sebuah kata, kalimat ke kalimat, paragraph,
menjadi sebuah Esai adalah IdeNya. Semua yang tercoret diatas kertas putih ini
adalah KuasaNya. Takbir, Rukuk, sujud, dan salamKu kepada Nabi RasulNya ada
digenggamanNya.
Gue tidak dapat bernafas tanpa kemurahanNya, tidak mungkin
gue berfikir tanpa IzinNya, bernafas dan berfikir adalah perintahNya, Tapi
kenapa juga sering dibuat lupa yang bernafas dan berfikir itu mengingat
TuhanNya? Apa maksud Engkau Ya Tuhan Kami? Mungkin Tuhan memang sengaja membuat
kita lupa karena kita sendiri yang lupa MengingatNya? Itulah kuasaNya,
kehendakNya, dan JalanNya. Dia membuat kekacauan di BumiNya atas-nama kejahatan
syeiton dan pembangkang kepadaNya. Dan Umat terpilihNya setiap hembusan nafas
selalu meneriakkan DiriNya Atas nama kesucianNya dan kebaikanNya. Padahal kita
sering disenandungkan kalimat bahwa segalahnya datang dariNya dan kembali
kepadaNya.
Memohon dengan bersujud agar Ayahku seorang yang gue kagumi
agar selalu sehat walafiat dan selalu kuat. mencoba membayangkan DiriNya,
tempatNya, eksistensiNya, kebesaranNya dan kekuatan dasyatnya Hari Kiamat
MilikNya yang dengan kalimaNya Jadilah … maka Jadilah …. ,
taka da satu pun yang mampu menghentikan dan
menunda kehendakNya.
1 Ramadhan 1435 H, mohon maaf lahir dan bathin